Terapi Diseksi Leher (Seri Perawatan Kanker Rongga Mulut)

Pasien dengan penyakit nodal biasanya akan menjalani beberapa jenis diseksi leher, dengan wujud yang bervariasi sesuai dengan pilihan ahli bedah. Beberapa ahli bedah akan menangani seluruh pasiennya yang dicurigai mengalami metastasis servikal dengan sebuah diseksi leher yang radikal. Kebanyakan juga yang mempertimbangkan cuku pada diseksi leher radikal yang dimodifikasi, yang memindahkan vena jugular internal atau otot sternokleidoastoid jika diindikasikan.

Terdapat beberapa kejadian bahwa diseksi leher yang selektif boleh jadi cukup untuk leher positif N pada populasi pasien yang dipilih secara hati-hati (lihat diskusi mengenai diseksi leher yang selektif, di atas). Anderson dan rekannya melaporkan hasil dari pusat akademi dimana pasien yang sebelumnya tidak ditangani secara klinis dan secara patologi lehernya positif N menjalani diseksi leher. Mereka melaporkan tingkat kontrol regionalnya 94,3%. Hasil mereka dapat dibandingkan dengan pasien yang menjalani diseksi leher yang lebih ekstensif. Pasien yang memiliki penyakit nodal yang besar-besaran yang akan ditangani dengan kemoradiasi atau kombinasi brachyterapi dan terapi sinar luar dapat menghadirkan adanya tantangan bagi ahli bedah yang diperhadapkan dengan pilihan pembedahan sebelum atau mengikuti radiasi. Tidak secara sering, ahli bedah diperhadapkan dengan resolusi klinis yang komplit dari sebuah diseksi leher pada daerah penyinaran yang berat. Terdapat beberapa variasi pendekatan terhadap dilema ini.

Beberapa ahli bedah merekomendasikan penanganan sebelum diseksi leher untuk menghilangkan penyakit yang berat, sedangkan yang lainnya merencanakan sebuah diseksi leher 4 sampai 6 minggu setelah metode penanganan yang kurang dihargai responnya. Yang lainnya lagi masih merekomendasikan CT scan pada 4 minggu dan biopsi CT pada beberapa node yang dicurigai. Proses ini dilanjutkan dengan diseksi leher jika biopsi node positif untuk kanker. McHam dan rekannya menemukan faktor klinis tidak memprediksi pasien dengan penyakit yang bersifat residu yang mengikuti terapi kemoradiasi dan merekomendasikan diseksi leher pada seluruh pasien yang awalnya memperlihatkan penyakit N2 hingga N3. Rekomendasi ini dibuat mengingat sebanyak 26 hingga 35% tingkat komplikasi pada pasien yang menjalani diseksi leher yang mengikuti terapi kemoradiasi. Peranan dari sacn PET pada situasi ini adalah tidak jelas, tetapi pasien dengan penyembuhan kanker mengikuti terapi multimodal secara khusus memberikan hasil yang kurang, membuat tindakan pembedahan sebagai alternatif yang tidak menarik.

Pengaturan pembedahan dari metastasis node limfa, baik yang tidak tampak maupun yang nyata, berlanjut untuk berkembang. Adalah jelas bahwa metastasis adalah indikasi dari keagresifan dan menandakan sebuah prognosis yang lebih sedikit. Sekali kanker telah mengembangkan mutasi genetic yang cukup untuk bebas merusak dan berkolonisasi yang lepas dari tumor utama, kesempatan untuk sembuh dengan terapi modalitas tunggal, berkurang. Blake Cady mengalamatkan hal yang berkaitan dengan presiden ke Perkumpulan Ahli Bedah Inggris deengan menyatakan “…metastasis node limfa sebagai alat pengukur kecepatan bagi onkologik, dan tidak sebagai mesinnya”. Jelasnya, peranan dari diseksi leher radikal telah dikurangi secara besar-besaran lebih dari beberapa dekade lalu, sebagaimana teknik pembedahan untuk penyembuhan bagi limfatik servikal yang kurang menyerang telah memperoleh popularitasnya. Tren ini nampaknya akan berlanjut, sebagaimana peranan seorang ahli bedah dalam mengontrol penyakit metastasis adalah lebih baik untuk ditegaskan.


0 Response to "Terapi Diseksi Leher (Seri Perawatan Kanker Rongga Mulut)"

Post a Comment