Battle Of Britain

Battle Of Britain (Juni 1940) adalah salah satu episode sejarah perang dunia II yang sangat terkenal. Apalagi yang mengalaminya adalah mantan penguasa dunia sebelum sekarang (Amerika) yaitu Inggris.
Setelah berhasil menghancurkan kepongahan Prancis sang superior Eropa pada saat itu. Maka Jerman berhasil membuat Tentara Inggris tersudut di Pelabuhan Dunkirk. Akan tetapi, 300 ribu tentara inggris berhasil di evakuasi dari sana yang disebut sebagai salah satu penyelamatan terbesar sepanjang sejarah umat manusia. Hal inilah yang sampai sekarang menjadi salah satu misteri dari keputusan – keputusan Hitler dalam perang di front Barat. Padahal tentara nazi tinggal beberapa mil dari dunkrik dan yang lebih parah lagi, evakuasi hanya dilakukan terhadap jiwa bukan persenjataan.

Episode Dunkirk inilah merupakan salah satu blunder perang Hitler karena tidak memanfaatkan momen dengan melakukan invasi darat menyeberangi selat Channel ditambah serangn luftwaffe secara bersama. Padahal saat itu tentara inggris sedang lemah karena baru saja di evakuasi dari neraka dunkrik.

Ada beberapa alasan kenapa Hitler tidak melakukan invasi darat ke Inggris,

1. Hampir semua kekuatan darat Jerman pada saat itu terbelah dua, sebagian besar dalam operasi Barbarossa ke Soviet dan yang sebagian kecil membantu Italia di selatan. Seandainyapun Jerman akan menyerang Inggris, mereka tidak punya cukup uang, tentara dan sumber daya alam untuk menyokong 3 operasi sekaligus.
2. Memang pada saat itu angkatan darat Inggris tidak begitu kuat, tapi ingat apa yg paling ditakuti dari Inggris, RAF (AU)- nya dan Royal Navy (AL) -nya. Pada saat itu Angkatan Laut Inggris sedang jaya-jayanya di selat Inggris. Hitler pun akan berpikir dua kali apabila dia akan mengirimkan kapal transportnya ke Inggris. Kreigsmarine dan U-Boat Jerman tidak akan mampu melindungi invasi yg begitu besar karena tidak ada sumber dayanya. Ingat bahwa operasi Overlord sendiri butuh dana dan perencanaan yg besar dan lama, hampir 2 tahun.
3. Sebenarnya Hitler setengah hati untuk berperang dengan Inggris, karena masih menganggap bahwa Inggris dan Jerman masih satu ras (ras Arya). Jerman pada awalnya tidak pernah berambisi untuk menyebrangi selat Channel, namun karena sifat Churchil yang sangat tidak kooperatif maka jerman "terpaksa' melakukannya. Sehingga dia “hanya” mengirim Luftwaffe (AU) – nya untuk menggertak Churhill (PM Inggris saat itu). Tapi apa mau dikata, bukannya melunak, malah Churchill terus-terusan menantang Hitler.

Sehingga untuk menjaga agar fokus Jerman tidak terbagi dua, maka kebijakan Hitler adalah melakukan konfrontasi udara. Pandangan politisnya, pada saat itu Jerman baru saja memulai Operasi Barbarossa untuk menginvasi Soviet (Front Timur), sedangkan Inggris saat itu berada di posisi belakang Jerman/pintu belakang Jerman (Front Barat). Hitler berpikir kalau Inggris tidak dijinakkan terlebih dahulu, Jerman akan kewalahan dalam menghadapi dua front. Karena Jerman tidak berani melakukan invasi darat. Jadi Hitler menyuruh Hermann Goering dengan Luftwaffenya menyerbu Inggris dengan mengirim formasi pembomnya dengan target utama yaitu: radar Inggris dan Pangkalan RAF di sepanjang garis pantai Inggris. Tetapi Inggris dengan RAFnya tidak mau begitu saja menyerah, dengan Spitfirenya mereka menghajar JU-87, HE-144 Jerman. Ruginya buat Jerman, untuk mengebom inggris, pesawat mereka terbang tanpa ada perlindungan dari pesawat pemburu mereka (diluar jarak maksimum pesawat) jadi pembom Jerman dengan mudahnya terbantai.

Hitler berpendapat untuk menduduki inggris udara harus di kuasai dulu maka jadilah Battle of Brittain. Namun ternyata peperangan melawan tentara merah di timur sangat melelahkan dan membutuhkan kekuatan yang lebih, maka secara tidak di duga oleh Inggris, Jerman menunda sementara rencana menduduki Inggris, yang ternyata hal itu bukan hanya menunda tapi menghentikan selamanya dan hitler tidak pernah bisa menginjakkan kakinya di Britania Raya. Dan sampai pada akhirnya jerman memang betul-betul tidak sanggup menginvasi ke inggris dan hanya bisa menbangun Atlantik Wall yang menurut Hitler tidak bisa di tembus tapi akhirnya tembus juga pada saat D-Day.

Pada saat Battle of Britain dapat dikatakan Jerman mengerahkan seluruh kekuatan udaranya melawan Inggris. Hitler pun juga memborbardir Inggris dari daratan Perancis misalnya menggunakan semacam meriam rel K 12 kaliber 210mm. Masalahnya adalah pesawat pemburu Jerman Messerschmitt BF 109 hanya mampu bertempur diatas wilayah Inggris selama 20 menit karena terbatasnya jangkauan terbangnya, sementara Spitfire dan Hurricane Inggris terbang diatas wilayah sendiri dan dapat bertempur lebih lama. Akibatnya pesawat pembom Jerman sering tidak dilindungi, apalagi ternyata pesawat pembom Jerman semuanya makanan empuk bagi Spitfire dan Hurricane karena terlalu rapuh dan tidak dilengkapi senapan pertahanan diri yang cukup. Faktor inilah yang membuat Jerman menderita kerugian besar terutama dalam pesawat pembom.

Salah satu kecerobohan Hitler mengirimkan pesawat pesawat pembom Luftwaffe (AU Jerman) tanpa pengawalan fighter yang cukup. Hitler mengira bahwa Royal Air Force (AU Inggris) sudah terlalu lemah sehingga tidak bakal bisa menghentikan pembomnya. Memang perkiraan itu tidak salah, namun yang diluar perkiraan Hitler adalah Inggris telah menggunakan teknologi radar pada waktu itu. Teknologi Radar membuat RAF yang meskipun sedikit tapi dapat menjadi sedemikian efektif karena mampu berada di tempat dan waktu yang tepat. Alhasil korban yang jatuh di pihak Luftwaffe sangatlah besar. Para sejarawan biasa menyebut Battle of Britain ini sebagai Britain's Finest Hour.

Sedemikian besar korban yang jatuh di pihak Luftwaffe membuat Jerman tidak mampu mempertahankan air superioritynya diatas Inggris. Tanpa air superiority, invasi menjadi mustahil dilaksanakan. Akhirnya dengan berat hati Hitler terpaksa membatalkan rencana invasinya ke Inggris selama-lamanya (selain faktor tentara merah/Rusia yang sudah disebutkan diatas).

Ada lagi kesalahan konyol yang dilakukan Hitler di Battle of Britain ini. Pada rencana awalnya Luftwaffe diperintahkan membom semua landasan RAF di Inggris untuk membuat RAF bertekuk lutut Serangan luftwaffe ke kota London pada awalnya adalah sebuah ketidaksengajaan dari pilot luftwaffe, pada awalnya Hitler melarang bomber-bomber menjatuhkan bom di kota London, namun setelah kelalaian pilot luftwaffe, bom jatuh di kota london, RAF membalas dan Hitler Murka.

Akhirnya Hitler memerintahkan Luftwaffe untuk membombardir ibukota Inggris, London, sebagai balasan dan sekaligus untuk menjatuhkan moral Inggris supaya menyerah. Tapi rupanya Hitler meremehkan kemampuan Inggris untuk bertahan. Meskipun London dihujani bom, tapi Inggris tetap tidak mau menyerah. Akibat perubahan strategi ini landasan RAF pun luput dari serangan dan justru karena ini RAF dapat terus terbang untuk meghentikan gelombang demi gelombang serangan Luftwaffe.

Kota London menjadi lautan api akibat bomber-bomber jerman. Battle of Britain yang berlangsung kurang lebih sebulan itu memang bukan berakhir dengan kemenangan Inggris namun berakhir dengan keberuntungan di pihak Inggris. Bahkan orang-orang Inggris sudah menganggap hanya soal waktu Jerman menduduki Inggris. Dengan berhentinya serangan udara jerman ke inggris (konsentrasi lawan soviet), maka itu keuntungan buat Inggris yang berarti invasi Jerman ke Inggris tertunda.

Dalam Battle of Britain, Luftwaffe kehilangan 1733 pesawat sedangkan RAF 915 pesawat, walaupun jumlah pilot Luftwaffe jauh lebih banyak daripada jumlah pilot RAF tapi berhubung Hitler akan memulai invansi ke Soviet maka Adlerangriffe (serangan Rajawali) dihentikan.

1 Response to "Battle Of Britain"

  1. Pemboman atas kota London lebih dikenal dengan nama "LONDON Blitz" 1940.

    Setelah menaklukkan Prancis, ambisi Hitler dan fasisme Nazi berikutnya adalah Inggris. Pada Juli 1940, ia dan semua petinggi Jerman-Nazi merencanakan Sea Lion Operation untuk menginvasi Inggris. Angkatan bersenjata Jerman bersiap-siap dengan lebih dari 4000 kapal dan 500.000 tentara di sepanjang garis pantai Eropa Barat, bersiap-siap untuk menyeberangi Selat Inggris. “Kami sama sekali tidak akan menyerah!”, demikian pernyataan Perdana Menteri Churchill saat mendapatkan intimidasi untuk menyerah dari Jerman di London.

    ReplyDelete