Mati Hidupnya Sang Pejuang !

Back to back! (back to back=oppo’=juara dua kali berturut-turut) seruan yang dikeluarkan bersamaan oleh seluruh pemain Los Angeles Lakers ketika berhasil mengulang kesuksesannya menjadi juara. Pada saat itu saya baru menginjak sekolah dasar, ketika berlangsung rivalitas epik perbasketan, di akhir decade 1980-an.

Los Angeles Lakers dengan style cantik khas Earvin “magic” Johnson versus Boston Celtics dengan efficient misionaris style-nya Larry Bird. 2 kubu yang merajai NBA sebelum masa emas Michael Jordan . Masing-masing pihak saling bersaing menjadi yang terbaik dimasanya. Media massa pada saat itu mengekspose habis segala pernak-pernik pertandingan legendaris tersebut. Mulai dari prediksi hasil pertandingan, sampai komentar-komentar panas yang keluar dari kedua kubu.

Setahun kemudian Boston Celtics dengan tetap digawangi oleh puang Bird (Larry Bird maksudnya) berhasil menuntaskan hasratnya untuk merasakan cincin juara NBA (tradisi NBA setiap anggota tim juara diberi cincin emas berlogo NBA) dengan menghempaskan Chicago Bulls yang dikawal oleh sang calon maestro Michael “wonderkid” Jordan.

Tetapi ada yang terselip dari semua itu. Di samping popularitas nama mereka yang masih dikenang hingga kini, yaitu semangat mereka untuk menjadi yang terbaik. Sangat sedikit yang mengetahui bahwa seorang bintang besar macam Larry Bird sampai di puncak ketenarannya menyimpan kebiasaan yang menurut saya adalah unik. Larry Bird sangat jarang datang terlambat untuk latihan, dia selalu datang 1 jam sebelum latihan dan pulang 1 jam setelah latihan bersama. Apa yang dia lakukan? Ternyata waktu tersebut digunakannya hanya untuk melatih tembakan 3 angkanya seorang diri.....ya seorang diri! Sebuah komitmen yang sangat luar biasa dari seseorang yang bermental juara. Walhasil dengan porsi latihan seperti itu membuatnya bertengger dalam posisi pertama statistik prosentase three point shoot.

Michael Jordanpun seperti itu, dibalik keberhasilannya merajai rata-rata angka terbanyak/pertandingan sepanjang masa, ada sebuah rahasia yang patut kita renungi. Ternyata dalam setiap pertandingan dia (Jordan maksudnya) selalu melesakkan tembakan lebih banyak dari seorang pemain biasa. Dan persentase keberhasilannyapun tidak banyak-banyak amat, Cuma 30-40% setiap pertandingan. Jadi kesimpulannya apa? Kesimpulannya kalau ingin berhasil harus rajin-rajin mencoba dan mencoba. Ternyata untuk menjadi seorang pemenang kita harus senantiasa total dan istiqamah penuh dalam berjuang. Terkadang dalam hidup kita akan menemukan riak-riak kecil yang akan sanggup meruntuhkan dan melemahkan kita dalam melangkahkan kaki kedalam tahap hidup selanjutnya.

Karena orang yang berhasil bukan orang yang tidak pernah gagal , tetapi orang yang berhasil adalah orang yang ketika menghadapi kegagalan dia mampu bangkit dan kemudian bersemangat mencapai yang lebih baik lagi. Hal yang paling berbahaya buat seorang pejuang adalah ketika dia merasa sudah cukup dan tidak perlu belajar lagi. Karena secara tidak langsung ketika sang pejuang sudah merasa cukup, berarti secara tidak langsung sang pejuang telah mati! Begitulah kira-kira ungkapan yang tepat. Mengapa? Karena didalam hidup kita tak akan pernah berhenti berjuang. Mulai dari ketika manusia masih berbentuk sperma dimana kita harus berkompetisi dengan jutaan sperma yang lain untuk masuk ke dalam ovum. Hatta kita menjelang ajal, kita juga harus berjuang agar akhir hidup kita tidak sia-sia dan nestapa. Sebuah etos yang harus terpatri di benak kita mengenai mental juara yaitu ; tetap berjuang dan tetap mencoba!

Hikmah adalah milik kaum muslimin, dimanapun dia berada maka kaum musliminlah yang paling berhak untuk mengambilnya. Tanpa menafikan cerita para sahabat atau ulama, setidaknya etos juang manusia nonmuslim diatas dapat kita renungi dan membuat kita iri. Ya! Kita harus iri dengan mereka. Kita yang katanya mengenal Allah dan RasulNya, memahami bahwa hidup hanya sementara, takut akan surga dan neraka ternyata kalah oleh komitmen juang mereka yang hanya berlandaskan materi. Wallahu ’Alamu Bisshowab.....

0 Response to "Mati Hidupnya Sang Pejuang !"

Post a Comment