Tentang Anestesi Lokal


Bersyukurlah anda hidup di zaman ini, zaman dimana teknik kedokteran gigi sudah memadai dan punya kapabilitas untuk menangani masalah dalam rongga mulut dengan rasa sakit yang minimal. Anda bisa membayangkan, di zaman dulu pasien yang akan dicabut giginya tidak mendapatkan anestesi (penghilang rasa sakit) terlebih dahulu. Jadi, untuk meminimalkan rasa sakit sangat tergantung dari kelincahan dan kemahiran si pencabut gigi. Pada artikel berikut akan dibahas semua hal tentang anestesi lokal yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi.

Semua anestesi umumnya terbentuk dari kombinasi basa lemah dan asam kuat. Agen-agen ini dapat dengan mudah terhidrolisa pada jaringan yang bersifat alkali ( PH 7,4 ). Untuk mengeluarkan basa alkaloid yang akan diikat oleh lemak pada serabut saraf. Basa ini dapat mencegah bertambahnya permeabilitas membran saraf. Stabilitasi membran pembatas aksonal akan mencegah aliran ke dalam dan ion Na+ dan depolarisasi, oleh karena itu tidak akan ada konduksi impuls.

Anestesi lokal mencegah pembentukan & konduksi impuls saraf. Tempat kerjanya di membran sel. Potensial aksi saraf terjadi karena adanya peningkatan sesaat (sekilas) permeabilitas membran terhadap ion Na+ akibat depolarisasi ringan pada membran. Jadi terjadi interaksi antara anestesi lokal dengan kanal Na+

Dengan semakin bertambahnya efek anestesi lokal di dalam saraf, maka ambang rangsang membran akan meningkat secara bertahap, kecepatan peningkatan potensial aksi menurun, konduksi impuls melambat & faktor pengaman konduksi saraf juga berkurang. Faktor ini akan mengakibatkan penurunan kemungkinan menjalarnya potensial aksi, dan dengan demikian kegagalan konduksi saraf.

Penambahan epineprin pada anestesi lokal selain sebagai vasokonstriktor juga mengurangi kecepatan absorpsi anestesi lokal sehingga akan mengurangi juga toksisitas sistemiknya

Mekanisme kerja anestesi lokal
  • AL mencegah timbulnya konduksi impuls saraf
  • Meningkatkan ambang membran, eksitabilitas berkurang dan kelancaran hantaran terhambat
  • AL juga mengurangi permeabilitas membran bagi ion Na & K dlm keadaan istirahat
  • Meningkatkan tegangan permukaan selaput lipid molekuler

Kefektifan anestesi lokal tergantung pada :
  • Potensi analgesik dari agen anestesi yang digunakan
  • Konsentrasi agen anestesi lokal
  • Kelarutan agen anestesi lokal dalam : air ( misalnya : cairan ekstraseluler ) dan lipoid ( misalnya : selubung mielin lipoid )
  • Persistensi agen pada daerah suntikan tergantung baik pada konsentrasi agen anestesi lokal maupun keefektifan vasokonstriktor yang ditambahkan.
  • Kecepatan metabolisme agen pada daerah suntikan.
  • Ketetapan terdepositnya larutan dan dekat saraf yang akan dibuat baal
  • Tergantung pula pada keterampilan operator dan variasi anatomi

Sifat anestesi lokal yang ideal :
  • Tidak mengiritasi / merusak jaringan saraf secara permanen
  • Batas keamanan harus lebar
  • Mula kerja harus sesingkat mungkin
  • Durasi kerja harus cukup lama
  • Larut dalam air
  • Stabil dalam larutan
  • Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
  • Indikasi & Keuntungan anastesi lokal
  • Penderita dalam keadaan sadar serta kooperatif.
  • Tekniknya relatif sederhana dan prosentase kegagalan dalam penggunaanya relatif kecil.
  • Pada daerah yang diinjeksi tidak terdapat pembengkakan.
  • Peralatan yang digunakan, sedikit sekali dan sederhana serta obat yang digunakan relatif murah.
  • Dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah anatomi tertentu.
  • Dapat diberikan pada penderita yang keadaan umumnya kurang baik, sebab adanya pemberian obat anastesi terjadi penyimpangan fisiologis dari keadaan normal penderita sedikit sekali.

Kontra Indikasi
  • Operator merasa kesulitan bekerja sama dengan penderita, misalnya penderita menolak di suntik karena takut
  • Terdapat suatu infeksi/ peradangan
  • Usia penderita terlalu tua atau dibawah umur
  • Alergi terhadap semua anastetikum
  • Anomali rahang
  • Letak jaringan anastesi terlalu dalam


0 Response to "Tentang Anestesi Lokal"

Post a Comment